HESSA AIR GENTING , KAPAL NELAYAN TENGGELAM
KISARAN - “Pergi ya, Mak. Doakan banyak tangkapan biar kita bisa merehab rumah”.
Itulah kalimat Arianto (25), saat permisi kepada ibunya ketika hendak pergi melaut bersama rekan-rekanya, Senin (20/10) lalu.
Rupanya itu kalimat terakhir Arianto
yang akan dikenang ibunya, Sena (61). Arianto bersama 15 rekannya yang
menumpang Kapal Motor (KM) Bintang Makmur tenggelam di perairan Pulau
Berhala.
Arianto dan dua temannya, yakni Khairul
(19) dan Haidir (16), warga Desa Hessa Air Genting, Kecamatan Air Batu,
ditemukan tewas di tengah laut. Sedangkan 11 Anak Buah Kapal (ABK)
lainnya selamat.
Koordinator Pos Basarnas
Tanjungbalai-Asahan Zul Indra ketika ditemui wartawan Metro Siantar
(Grup JPNN), Rabu (29/10) menerangkan, penemuan jenazah tiga korban
dilakukan kapal-kapal nelayan yang khusus melakukan pencarian sejak
kapal tenggelam.
Setibanya di Pelabuhan Phanton, Bagan
Asahan, tim Basarnas mengevakuasi jenazah menuju RSU dr Tengku Mansyur
Tanjungbalai untuk dilakukan visum.
Informasi dari rumah duka, diketahui
kapal nelayan jenis pukat apung atau kapal teri yang diawaki Arianto -
putra bungsu pasangan almarhum M Yunus dan Sena- tenggelam Selasa
(21/10) sekitar pukul 01.30 WIB.
"Tidak punya firasat apa pun. Sejak
keberangkatan hingga kabar duka ini sampai di telingaku," ungkap Sena
sambil menangis ketika ditanyai wartawan.
Dia menceritakan, Arianto sudah lama
kerja sebagai ABK. Namun baru sekitar empat bulan dipercaya menjadi
nakhoda oleh juragannya. Saat Arianto hendak pergi melaut, Sena tidak
merasa ada tanda-tanda. Sebab seperti biasa ia pamit dan memberikan uang
belanja.
"Pergi ya, Mak. Doakan banyak dapat tangkapan biar kita bisa merehab rumah,” kata Sena menirukan ucapan Arianto saat berpamitan.
Comments
Post a Comment